Jumat, 22 Februari 2013

GELAR PELANTIKAN ANGGOTA BIONIC


Dream #19: Ciamis, Tasikmalaya, dan PANGANDARAN!!!

Hari Sabtu kami memang tidak terlalu banyak menghabiskan waktu di galunggung, maklum siangnya kami langsung cabut ke Pangandaran. Kali ini nggak Cuma bertiga doing, tetapi satu keluarga besar sampe nyewa mobil (ini nih yang bikin nggak enak ati, maklum niat awal gue maen itu yaa..modal nggembel tetapi justru jadi ngerepotin). Okee…perjalanan menuju pangandaran tak jauh beda dengan perjalanan menuju pantai di Gunung Kidul Yogyakarta, jauh dan berkelok-kelok. Tapi kayaknya kalo ke Pangandaran naik motor bakalan lebih asik tuh! Lokasinya memang cukup jauh dari Ciamis dan kalau nggak hati-hati bakalan bahaya banget…bisa-bisa masuk jurang (nah loo…). Sampe di Pangandaran tepat pukul setengah 6 sore, wah harus buru-buru ke pantai nih…biar nggak ketinggalan liat sunset! Sesampainya di penginapan (perllu diketahui sewa penginapan selama 1 malam di Pangandaran harganya berkisar antara 300-500 ribu rupiah, itu tergantung kalian gimana nawarnya). Oke…lanjut ke cerita. Setelah nurunin barang bawaan di rumah sewaan, kami bertiga menuju pantai buat liat sunset, dan seperti dugaan saya sebelumnya… KITA TELAT! But, the taste of sunset still be enjoyed! Bagus…seperti dugaan saya sebelumnya, sunset yang terkeren nomer 3 yang pernah saya lihat! Nggak sabar menunggu hari esok yang bakalan lebih seru dari ini. Matahari mulai tenggelam dan kami memutuskan untuk kembali ke basecamp sewaan hahahahaa…



Malam hari di Pangandaran nggak seru kalau Cuma dilewatin gitu aja, baiklah…kami memutuskan untuk SMM a.k.a Sepedaan Malem-Malem. Tapi malam itu gue nggak bisa nikmatin 100% gara-gara dapet info kalau senin besok gue harus kembali ke Jogja buat KRS-an! Mampussss!!! Secara boss…besok?! Sedangkan posisiku masih di Pangandaran dan saya harus sampai Jogja besok pagi?! Haaaahhh..bener-bener nggak karuan malam itu, aku telfon sana-sini sms sana-sini, ngepost status, nanya sana-sini terkait KRS-an yang super dadakan itu hingga akhirnya teman saya Mirra Fatharani meyakinkan saya bahwa semuanya baik-baik saja. LEGAAAAAAA……
Saking leganya, saya semangat sekali menggenjot pedal sepeda dan mengelilingi Pangandaran, assoooyyy gebbooyyyy!!! Malam pertama di Pangandaran nggak terlupakan…


Senin, 15 Juli 2012
Hari ini kami semua sepakat untuk bangun pagi dan langsung cabut ke pantai buat liat sunrise, berhubung dari basecamp perut kami belum terisi apapun akhirnya kami memutuskan untuk mampir sebentar ke tukang bubur. Harga semangkuk bubur ayam panas dan nikmat dengan pemandangan pantai dan deburan ombak cukup dibayar dengan 5000 rupiah saja (kalau menurutku itu nggak sebanding sama fasilitas yang disajikan sama tukang buburnya, harusnya dia bisa aja jualan lebih mahal hahahhaaa). Setelah kenyang kami langsung menuju ke pinggir pantai, anginnya cukup kencang hingga suara dentuman ombaknya keras banget (lumayan banget tuh bikin gendang telinga pecah –lebaaaaaaayyyyy) hahahahaha… Menit demi menit kami semua menunggu hingga sang fajar berwarna oranye kemerah-merahan itu muncul juga, kereeeeennn bangeeeeeeettt!!!! Ini sunrise yang nggak pernah saya lupa, si merah yang menyala di ufuk timur!!! :D



Setelah puas ambil momen sunrise kami kembali ke basecamp untuk siap-siap main ke pantai (lagi), kali ini kami akan ke pantai sebelah dengan pasir putihnya yang ajibbb!!! Awalnya kami memutuskan untuk jalan kaki tetapi lumayan bikin betis gue gede juga tuh! Capek coooyy…jauh ternyata dan kami akhirnya menyewa kapal untuk menuju kesana, mahal dikit nggak papa deh asal bisa kesana…plissss kesanaaaaa…
Sesampainya disana ternyata…RAME! Hahahhaaa…lumayan juga tuh ramenya. Walaupun rame, menurutku itu wajar untuk pemandangan sebagus ini. Yang terbesit di otak saya pertama kali ada snorkeling! Snorkel…snorkel….dan saya mendapatkan pemandangan yang jauh lebih hebat! Terumbu karang, ikan, pemandangan bawah laut yang mengingatkan saya pada Tidung! Tidung bersama kelima rekan saya, apa kabar liburan mereka? Kabarnya Prast, Isma, Udin, Jarot melanglang buana ke Jakarta (lagi) kala itu sedangkan Rista nggak tau liburan kemana.  


Buat saya ini liburan GILA!!! GILA!!! GILA KARENA GUE BISA MENCORET MIMPI GUE NOMER 19!

Big Thanks to:
Alloh SWT, ibu dan bapak, Dian yang telah menemani perjalanan ini (semoga tidak kapok), Surya dan keluarga besar di Tasik, segenap crew BUDIMAN yang telah mengantarkan saya PP Jogja-Tasik, pengamen yang menghibur saya selama perjalanan, ibu dan mbaknya yang cantik di situ panjalu yang bikin geli, masnya yang kocak yang kita panggil Muhammadun iwak peyekl new version, tukang bubur, mbak-mbak penjual baju dan celana di Pangandaran (berkat kalian saya bisa ganti baju hahahaha), penyewa sepeda, dan terimakasih untuk Ciamis dan sekitarnya untuk kenangan diliburan semester 4 saya… J

Dream #19: Ciamis, Tasikmalaya, dan PANGANDARAN!!!


Jum’at, 13 Juli 2012
Perjalanan pertama di Ciamis adalah situ panjalu dan Curug 7 Panjalu, lokasinya terlalu jauh hanya saja jalannya cukup licin untuk naik sepeda motor. Namun kami bertiga memutuskan untuk naik motor saja, alasannya sepele kok…EFISIEN dan yang paling penting ngirit! Pertama-tama kita menuju situ panjalu yang katanya kalau kita sedang berada disini nggak boleh ngomong uyah (atau garam) dan hujan. Nggak tau kenapa kok dilarang, mungkin kasusnya hampir mirip sama Prambanan Jogja yang nggak boleh pacaran di area prambanan soalnya bisa bikin hubungannya putus (apa hubungannya coba?! Sekarang kita kaitkan dengan situ panjalu yang nggak boleh ngomong garam sama hujan, mungkin ntar takut kalau hubungan antara si garam dan hujan itu pecah/putus. Trus ngopo jal?? Sudahlaaaahhh…lupakan! Intinya nggak boleh ngomong itu TITIK!). Obwis a.k.a abjek wisata ini sama aja kayak situ-situ yang lainnya, liat air menggenang dan dataarrr…tapi ada satu yang bikin penasaran yaitu pulau diseberang situ yang ternyata dihuni sama ribuan kelelawar! :D asiikk…asiiikk…dan kita memutuskan untuk kesana naik kapal, awalnya sempat ragu gara-gara untuk mencapai pulau itu harus sewa kapal sebesar 100 ribu. Eeehhh…buseeettt 100 ribu satu kapal dan yang numpang Cuma 4 orang (sama bapaknya), MAHAAALLL… hingga akhirnya kita nemuin (nemuin?? Barang kaleeeeee…) mbak-mbak cantik sama ibunya yang kebetulan juga pengen kesana buat ziarah. Ziarah?? Itu tempat apaan sih sebenarnya?? Gue sempet curigaa… tapi berhubung tawarannya yang lumayan, akhirnya kita memutuskan untuk kesana berenam (termasuk sama bapaknya yang jadi nahkodi a.k.a nahkoda kapal kecil hehehe bikin istilah sendiri ben sangaarrr). Awalnya niat kita kesana, terutama saya adalah untuk liat kelelawar yang gede-gede dan beribu-ribu itu tapi….
“ayo sebelum liat-liat kelelawar, kita ziarah dulu. Rugi atuh jauh-jauh kesini nggak ziarah”, kata si ibu mengajak kita.
Aku, Surya, dan Dian Cuma liat-liatan. Ziarah?? Kita ziarah ke siapa?? Wali?? Presiden?? Atau kakeknya kelelawar yang jadi sesepuh disini?? Ambigu banget…
Tapi okelaaahhh…kita bertiga ikut-ikutan si ibu dan mbaknya yang cantik itu untuk “ziarah” ke orang yang nggak tau siapa…
“ibu the mau ziaraah? ^^$#@bbzzzzz!~~$%^&?>”, Tanya mas-mas yang perawakannya mirip syech tapi mukanya kocak.
“iya atuh kang, &*^%$##@lalalalalalablllalalala@#%^&*” (nggak tau ngomong apaan, yang jelas intinya si masnya yang mukanya kocak tadi nawarin jasa buat mimpin doa pas ziarah)”
Dan kami mengikuti masnya menuju seuatu bangunan yang mirip masjid dan disitu ternyata ada makam dari seseorang entah siapa namanya tapi yang jelas terkenal di Ciamis dan sekitarnya, jadi maklum kalau orang Jogja nggak tau apa-apa maklum kami hanya ikut-ikut dan nggak tau apa-apa plisss. Kami duduk berjejer, masnya yang kocak tadi mulai memimpin doa-doa dan kami mengamini. Ada yang aneh selama masnya memimpin doa…
“muhammaduunn…muhammadun…muhammadun rosulilaaahhh…muhammmaduunn………”, dalam melantunkan sholawat itu ada yang aneh, hingga gue mulai kenal nada dari nyanyian sholawat itu.
Mbaknya yang cantik mulai cekikikan, aku masih meraba-raba keganjilan dari nyanyian sholawat itu hingga akhirnya baru kusadari bahwa dalam nyanyian sholawat itu masnya yang kocak itu memakai nada iwak peyek-nya Trio Macan yang lagi ngeboominggg… eh buseettt daaahh! Nyanyian sholawat malah kayak konser trio macan, semua cekikikan termasuk kami bertiga, nggak bisa nahan buat nggak ketawa. Yang bikin tambah geli itu pas liatin ibunya yang juga ngikutin gerakan-gerakannya masnya yang kocak tadi… bahhahahhahaaa…sumfeeeeehhhhh itu menggelikan sekali. Rasanya kalau diingat-ingat lagi pengen ketawa mulu…masnya kocak ternyata tingkahnya juga kocak alias gemblung!
“nanti kalau denger lagu iwak peyek, jangan lupa inget saya ya…”, kata masnya seusai memimpin doa.
Kita bertiga nyengir kuda, batin gue kala itu “yang ada gue geli sendiri kalau inget elu, orah bangeett”.
Jhahhaaaa....pulau yang aneh, perhatian gue langsung tertuju pada ribuan kelelawar yang nangkring di pohon-pohon disekitar gue. Asik banget laaahh…banyak kelelawar dan bau guano…
Dan kamipun kembali ke seberang dan harus mengucapkan salam perpisahan dengan mbak cantik dan ibunya yang kocak. Hahhaahhaa…
hunting kelelawar...
ribuan kelelawar di pulau kelelawar...
Usai sholat Jum’at, kami melanjutkan perjalanan ke curug 7 panjalu. Ternyata lokasinya nggak terlalu jauh dari situ panjalu, dan kalau kalian pengen kesini jangan lupa bawa jaket dan makanan yang banyak! Soalnya dingin banget…dingggiiiinn… dinamakan curug 7 panjalu karena tempat ini mempunyai 7 curug di lokasi yang berbeda-beda dalam satu kawasan, antara curug yang satu dengan yang lain lumayan juga jaraknya kalau jalan kaki tapi sensasinya BBBBRBRRRRRRRRRRR….adeeemmm benerrr!!! Seger banget airnya, nggak nyesel deh jalan jauh buat ke curug ini. Awalnya kita pengen menjelajahi ke semua curug tetapi pada curug ketiga, saya baru ingat kalau ternyata saya dan Dian belum sholat (maklum ada yang ngingetin, diikutin mulu hehe). Akhirnya kami memutuskan untuk turun dan menuju ke mushola untuk sholat. Seusai sholat, kami memutuskan untuk pulang dan cari makan siang!




Kota Ciamis di malam hari ternyata nggak jauh beda sama Malioboronya Jogja, sama persis. Kami jelajah malam waktu itu, masuk ke toko satu ke toko lainnya Cuma buat windows shopping. Setelah puas, malam itu ditutup dengan sepiring es pisang ijo pinggir jalan seharga 3000an saja, aneh memang…es pisang ijo tapi ditaruh dipiring?! Yah…inilah ciri khas dari masing-masing kota, termasuk di kota Ciamis ini… J


Sabtu, 14 Juli 2012 pagi hari…
Perjalan kedua kami adalah ke gunung Galunggung. Cuacanya mendukung sekali untuk pergi kesana, cukup cerah dan tetap dengan eksotika dingin yang dimiliki oleh daerah dikawasan dataran tinggi. Gunung galungnggung terletak di daerah Cipanas, disini banyak objek menarik. Untuk menuju ke lokasi ini harus hati-hati, sebab ada jalan yang tidak rata dan berkelok-kelok serta jika kurang berhati-hati cukup riskan untuk jatuh. Tapi lebih asik kalau kesini naik motor, selain praktis dan irit juga bisa menikmati pemandangan sekitar yang sayang banget kalau dilewatin gitu aja…




Galunggung….disini nggak cuma liat gunung aja, tapi juga terdapat pemandian air panas yang kayaknya cocok banget ditempatin disini. Kenapa?? Gunung galunggung adalah gunung sejuta tangga (saya menyebutnya demikian), karena untuk liat kawah anak gunung ini harus naikin tangga yang naudzubilleh banyaknya. Tapi terbayar dengan pemnadangan yang disajikan, puaaasssss…..tapi agak telat datangnya, harusnya lebih pagi lagi soalnya pas kita sampe puncak, pas banget kabutnya turun…so far so good laaaahh!!!  Terlebih pas weekend…beeuuhhhh rameeee!!! Banyak orang (yaiyalaaahhh namanya juga objek wisataaaa). Disini menyenangkan… J

Dream #19: Ciamis, Tasikmalaya, dan PANGANDARAN!!!



Sebenarnya cerita dari perjalanan ini sudah lama mengendap di dalam salah satu folder di laptop saya, dan nggak tau kenapa tiba-tiba terbesit untuk memposting cerita saya ini. Oke nggak perlu berpanjang lebar, langsung saja kita mulai ceritanya…
Diawali dari iseng-iseng chattingan sama adek sepupu yang tinggal di Ciamis, SuryaWahyu Pambudi yang ngobrol ngalor-ngidul ngetan-ngulon nggak jelas dan tiba-tiba masuk ke pembicaraan mengenai liburan ke Ciamis.
“Ayo mbak maen ke Ciamis, sekali-kali gentian dong! Masa’ Uya (panggilan akrab adek sepupuku itu) terus yang maen ke Jogja”, kata adekku lewat chat.
“hehee…nggak janji kesana liburan ini Ya’, tapi janji deh bakalan kesana”, balasku cepat.
“oke mbak…tak tunggu ya!”,  postingan terakhir adek sepupuku mengakhiri percakapan malam itu.
                Akhir pembicaraan dengan adek sepupu berhasil membuat saya nggak bisa tidur malam itu, “Ciamis?? Liburan ini ke Ciamis….”, gumamku sembari membuka buku tabungan. Haaahhh…pokoknya malam itu malam tergalau dari malam-malam sebelumnya, antara liburan ke Ciamis atau mbolang bareng temen maen ke suatu tempat.
Pagi harinya aku ngomong ke ibu soal keinginanku mbolang ke Ciamis sendirian, awalnya ibu nggak masalah soal aku yang sendirian maen ke kota lain sendirian saja tetapi bapak yang nggak ngebolehin saya pergi sendiri saja… “yo nek iso tetep kudu ono kancane (ya…kalau bisa harus ada temennya)”, ujar bapak kala itu. Aku mulai bingung lagi…harus ada temennya?? Siapa nih?! Kalau ngajak temenku nggak mungkin banget, soalnya takut merepotkan tapi ngajak siapa ya?!
Hingga tiba-tiba ibuku nyeletuk, “ngajak dian wae, sekalian ben latihan ora mabukan nek lunga adoh (ajak dian saja, sekalian ngelatih dia biar nggak mabukan kalau pergi jauh)”. Dian Wahyu Utami adalah adek sepupu saya yang lain (eh..buset!!! sepupu gue banyak amiiirrrr -___-) dan dia adalah tipe orang nggak bisa naik mobil kalau pergi jauh, alasannya sepele karena takut mabuk dijalan a.k.a ngasih jackpot ke tas kresek warna item. Wah…bakalan berat nih, ngajakin anak labil yang baru masuk kuliah sekaligus suka ngasih “undian berhadiah” selama perjalanan..abooootttt caahh!!! Tadinya sempat kuputuskan untuk membatalkan liburan ke Ciamis, tapi pesona Pangandaran yang menjadi mimpi saya nomer 19 sudah melambai-lambai di depan mata. Nggak bisa!!! Pokoknya kudu tetep lanjut…apapun yang terjadi, toh tabungan juga sudah mencukupi kalau harus kesana (hehhee..kenapa tau kalau cukup? Soalnya sebelumnya gue udah membuat rengrengan dana dari mulai transpot, maen, makan, dan pengeluaran lain). Harus berangkaattt…!!! Pagi itu juga saya sms adek sepupu saya dan dia menjawab, “aku ikut mbaaaakkkk..”. baiklaaaaahhh…kita mulai perjalanan ini minggu depan!!!

Kamis, 12 Juli 2012 pukul 06:00
                Rasanya hari itu hari paling ngantuk untuk bangun pagi, gimana enggak?? Malemnya tidur sampe jam 12 malem gara-gara lembur nyelesein desain dan paginya harus bangun jam 4 buat packing (maklum, tiap pergi kemanapun itu selalu….packing dadakan hahaha). Dengan bus Ramayana jurusan Magelang-Jogja, kami berdua (saya dan adek sepupu) meluncur menuju terminal Giwangan. Agak aneh memang, kenapa nggak minta dianterin sama kakak saya atau saudara saya yang lain?? Alasannya adalah EFISIEN!!! Sebab kalau harus minta antar sama kakak atau sepupu (tuh kan…sepupu lagiiii haaahhh :p) pasti nanti endingnya rempong, ribet, inilah…itulaaahhh…beginilaaahh..begitulaaahh…bawa ini…bawa ituu..heloooo plissss!!! Kita liburan bukan ngungsi…! Dengan bus Ramayana yang cepat dan wusss…wusss…akhirnya kami sampai ke Giwangan sekitar jam 8, dengan berlari-lari kami mencari bis tujuan Tasik (sebut: bis budiman). Kenapa memilih bis, bukan kereta? Alasannya simple… EFISIEN! Soalnya kalau naik kereta harus pesen tiket dulu, belum lagi nanti jarak dari stasiun ke rumah saudara lumayan jauh jadi pengeluarannya nambah hahahahaa (maklum lahhh…cari irittt, lumayan sisa duitnya buat mbolang ketempat lain). Okeee… kita balik ke cerita, setelah nemu bis yang bertuliskan BUDIMAN tanpa ragu lagi kami langsung naik dan beruntungnya kita soalnya ternyata beberapa menit setelah kita naik, bisnya langsung berangkat. Waahh…nggak kebayang kalau kita telat 5 menit aja, pasti bakalan kayak kere luntang-luntung di terminal. Perjalanan dimulai…busnya lumayan nyaman dengan harga yang lumayan juga, yaitu 65.000 plus makan siang. Murah kan?? Lumayan ngirit juga kok...
Beberapa jam selama perjalanan tiba-tiba gue dapet firasat nggak enak ketika liat wajah adek sepupu gue…
“kenapa, Yan?” tanyaku agak was-was.
“nggak papa mbak, dingin…”, jawabnya.
“nggak bawa selimut atau apa gitu?? Nih…dipake biar anget”, kataku sambil ngasihin selimut pantai warna ijo kesayangan yang selalu dibawa kemana-mana.
Oke fine…akhirnya adekku tertidurr… haduuhhh ayeeeemmmmm!!! Tapi selang beberapa menit setelah itu….
“mbak….plastik!! hueeeeeeekkkkk…”, kyaaaaaaaaaaaa…..adek sepupu gue muntah kemana-mana. Antah berantaaaaahhhhh haduh biyuunggg. Gimana ini? Gimana ini? Aku panik…aku bingung…aku mules…bibir pecah-pecah…panas dalam….tenggorokan kering…gimana iniiii???? Tapi entah kenapa aku nggak ngerasa jijik atau gimana gimana…jadi semua langsung bisa diatasi sebagaimana mestinya. Udah 2 kali adekku muntah hingga akhirnya kami berhenti ke depot makan, buat makan siang! Ngisi perut biar kenyangg, tapi sayangnya adek sepupuku nggak nafsu makan gara-gara takut ntar makanannya keluar semua. Yaaahh..begitulaahh J
Ketika perjalanan dilanjutkan, adekku Cuma duduk dengan ekspresi lemas…oaalaaahh dek, diajak liburan malah ngambrukk! Ketika nyampe Ciamis barulah gue kirim sms ke Surya terkait liburanku kesana (jadi pas liburan itu sebelumnya aku nggak ngomong ke Surya dan keluarganya, takutnya nanti rempong sendiri heheheee…jangan ditiruuuu).
“mbak tata seriusan mau kesini?”, Surya membalas smsku.
“iya…ini nyampe Ciamis”, balasku sambil ketawa.
“kok ngomong dulu sih! Okeee…nanti Uya jemput di pasar di Cikoneng, nanti bilang aja ke supirnya turun kesitu”.
“okeeeeee….”
Setelah beberapa jam akhirnya gue ngomong ke supirnya, “pak, nanti turun pasar Cikoneng aja yaa..”
“iya neng…ini masih jauh kok”, jawab bang supir. “oke pak..”
Tiba-tiba handphone gue bunyi….
“MBAAAAKKK…KOK BISNYA NGGAK BERHENTI?? BILANG TURUN MBAK, MBAK TATA KEBABALASAAANN!!!”, teriak Surya dari seberang telfon.
“eeehhh…masa’?? tadi kata pak supirnya masih jauh kok”, jawabku nggak kalah kenceng sambil liatin pak supir dan pak supirnya liatin aku dan kita liat-liatan lewat spion dalam.
“PAK!!! KEBABLASAN YA??”, teriak gue ke pak supir.
“eh…enggak kok mbak, ini masih lamaa, ini baru nyampe ******* (gue lupa nama tempatnya)
“tapi ini saudaraku telfon, katanya kebablasann…”, kataku panik sambil liatin adek sepupuku yang mukanya ikutan panic campur pusing campur mau muntah campur-campurr.
“oooh..mungkin itu bis lain mbak, kan bis BUDIMAN dari jogja ke tasik nggak Cuma ini aja…”, jawab supirnya santai.
Dan handphoneku bunyi lagi…
“eh..ternyata bukan kok mbak, mbak nyampe mana sekarang??”, kata Surya di telfon.
“ini baru nyampe ********, wuuuu…gimana sih???”, kataku sambil menuju tempat duduk dan ngeliatin sekeliling ternyata berpasang-pasang mata ngeliatin gue. ANJIIIRRRRRR….GORIIILAAAAAA
Dan akhirnya bus berhenti dan mas kondektur ngasih kode ke gue kalau kita udah nyampe, mungkin kata masnya kala itu pas nyampe di tempat tujuan adalah “aduuhh..yang udah nyampe ketempat tujuan, seneng banget deeeehhh” GEMBEEEELLL!!!  Dari kaca jendela udah keliatan penampakannya Surya dan tantenya yang jemput pake sepeda motor. Agak ayem juga sih mengingat Dian yang udah lemes kayak mendoan yang didiemin 2 hari kayak gitu. Sampe rumah, kami berdua disambut luar biasa oleh saudara-saudara di Tasik, maklumlaaahhh…udah lama nggak maen ke Tasik. Malamnya aku, Dian, dan Surya merundingkan tempat wisata yang asik di sekitar sana (kebetulan gue udah bikin list tempat wisata)…
Dan kami memutuskan untuk pergi ke Curug 7 Panjalu, Gunung Galunggung, dan terakhir adalah mimpi saya nomer 19 yaitu… PANGANDARAN!!! J