Selasa, 29 Mei 2018

Getir Menjadi Tawa Bila Kubersamanya (The Rain)

aku tak pernah lupa
saat kali pertama
berjuang memilih kata
hanya untuk menyapanya

terekam di ingatan
sore yang menyenangkan
mendengar renyah tawanya
menyelami hatinya
 dan tenggelam di sana

untuknya, untuknya aku rela menulis ulang
mimpi-mimpiku
getir menjadi tawa bila kubersamanya

di sana, di sana aku menemukan yang hilang
mungkin hatiku apapun itu
asalkan aku bersamanya...

Sabtu, 26 Mei 2018

SAMA

Aku menuliskan sebuah pesan...
pesan yang selalu sama isinya
tak akan berubah, bahkan titik koma pun sama
tak akan terganti, penggunaan katanya pun persis

Ada yang mengatakan, "bahwa hidup harus selalu berubah"
itu benar, namun yang satu ini rasanya sulit berubah
bahkan tak ada sedikitpun niat untuk mengubahnya
sebab membiarkan isi pesan itu selalu sama
adalah sebuah kebahagiaan tersendiri untukku

Sendiri?
Iya, sendiri. sebab hanya aku sendiri yang merasakan.
Egois ya? Untuk kebahagiaan ini aku egois
sebab aku tak mau membaginya dengan siapapun
kecuali dengannya yang menerima pesan itu

Sebuah pesan yang isinya sama
titik koma yang sama
dan yang paling penting adalah...
penerimanya pun sama.

Rabu, 23 Mei 2018

Sebuah Nama dalam Sebaris Doa

dalam gelap dan diam bibirku selalu mengucapkan sebuah namaatas dasar percaya, aku hadirkan nama itu dalam setiap lantunan doa yang kupanjatkan
doa yang sederhana, namun maknanya sangat terasa
bahkan setiap kali kusebut nama itu...
aliran darahku terasa berhenti, namun jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya
di saat aku sebut nama itu...
entah kenapa pikiranku melayang
membayangkan sosoknya ada di depan mata
Sebuah nama...
yang tak tentu aku tau apakah ia mendengarnya....

Minggu, 20 Mei 2018

MERAPI (AKU) TAK PERNAH INGKAR JANJI

Hari ini atau tepatnya pagi tadi
Merapi kembali menggeliat
seakan berteriak agar mereka tau akan kehadirannya
bahwa Merapi selalu "hidup"

Di dalam diamnya Merapi
terdapat tenaga super dahsyat
yang sewaktu-waktu dimuntahkannya
memuntahkan segala isinya

bahwa hal itu wajar,
Merapi hanya "menjalankan" apa yang diperintahkanNya
"Sabda Sang Pandita Ratu", kata orang jaman dulu
bahwa Merapi adalah sebuah kejujuran

Apa yang terjadi adalah apa yang dijanjikannya
dan Merapi tak akan pernah mengingkarinya
dia selalu menepati janjinya
untuk selalu menampakkan keberadaannya
di dalam diamnya

bahwa sejatinya Merapi ada
di dalam hati dan kehidupan mereka yang berkenan mempercayainya
sebab kepercayaan tak bisa dipaksakan
sebagaimana janji yang sejatinya tak akan bisa diingkari

Begitupun AKU...
Aku belajar dari tingkahlaku Merapi
dalam gerak langkah dan diamku
sejatinya aku "hidup"
hanya tinggal menunggu titahNya...

Selasa, 15 Mei 2018

Sebuah Tulisan

Aku kembali lagi menulis
sebab aku punya alasan
aku memiliki bahan untuk kutulis
aku memiliki segudang cerita untuk kutulis
dan yang paling utama...
sebab aku memiliki rasa yang tak mampu kuungkapkan dalam kata
sehingga tulisanlah yang mewakilinya
meskipun semua hal yang tertulis tak bisa mewakili semua yang kurasakan
tapi setidaknya ada tempat untukku bercerita
setidaknya aku menyampaikannya dalam tulisan
yang tak tau kapan ujungnya...

Jumat, 04 Mei 2018

KEMBALI

Menatapmu dalam diam
dalam kata tak terucap,
Menunggumu dalam harap
dalam sunyi dan senyap

Hanya asa yang selalu membawamu dekat
Hanya doa dan pelukan erat,
yang mampu menghadirkamu dalam dekat

Sedekat itu aku mampu merasakanmu...
Sedekat itu pula aku mampu tersenyum karena hadirmu...
Namun berbagai hal yang masih menjadi misteri untukmu,
atas jalan hidup yang akan kutuju...
Tak mengapa berbagai hal kau simpulkan,
Tak mengapa jika pada akhirnya membuatmu
begitu membenci sosok AKU
Meski begitu...
apapun yang kujalani
kembali lagi...
asa itu tetap kembali padamu...

Rabu, 02 Mei 2018

Tiap Senja - Float

Bilakah kau menepi, di labuhku…
Bilakah kau menjauh…
Membentangkan jelas di sana, namun tak teraih…
Kau tak datang umpama…

Biar ia berlabuh, di pantaiku…
Darahku kian menderu…
Sadarikah jelas di sana, apakah karnamu…
Kau tak nyata, pun tak semu….

Tidakkah cinta…
Berkuasa…
Tak mestinya luka manghentikan langkah…
Bila saatnya hadapilah… ah..
Bilakah kau menepi, di labuhku…
Bilakah kau menjauh…
Membentangkan jelas di sana, namun tak teraih…
Kau tak datang pun tak pergi…

Tidakkah bimbang…
Menyiksamu…
Masih banyak pulau yang dapat kau tunggu…
Sejenak saja hampiriku…
Biar ia berlabuh, di pantaiku…
Darahku kian menderu…
Berharapkan kau di sana, hanyalah karnamu…
Tiap senja di labuhku….
Menepilah…
Menepilah…
Menepilah…
Tiap senja…