“Terimakasih Jakarta...”
(Minggu-Senin, 22-23 Januari 2012)
Minggu pagi sebagai minggu pertama di Kalideres tepatnya dirumah saudaranya Rista diisi dengan agenda jalan-jalan menuju pasar pagi, hunting bubur ayam! Seru dan menyenangkan, keadaannya nggak jauh beda sama Sunday Morning di UGM tiap hari Minggu (namanya juga Sunday jelas hari Minggu, kalau Monday tuh baru hari Rabu *loh??). Siangnya kami isi dengan jalan-jalan ke Tangerang, kerumah saudaranya Rista yang lain dan mampir ke pasar buat belanja lebih tepatnya si Rista yang shopping! Aku sih enggak soalnya bentol-bentol ditangan semakin merajalela, haduuhh...beneran nyiksa banget tuh bentol-bentol. Yang jadi pertanyaan: hubungan shopping sama bentol itu apa ya? NGGAK ADA!!! Intinya serba salah gue, kalau digaruk nanti bentolnya nambah tapi kalau nggak digaruk malah gemes sendiri nahan gatel! Wawawwawa...saat itu Cuma bisa berharap Senin cepatlah datang dan cepatlah bawa aku kembali ke Jogja biar bentolnya cepet ilang. Pulang belanja bukannya seneng tapi Rista malah masuk angin! Tidur mulu dia dan aku?? Mainan HP hahahha nggak bisa tidur akhirnya SMS-an aja sama si Isma, Udin, Jarot, dan Pras. Malam harinya suara petasan dan kembang api terdengar dimana-mana, maklum saat itu pas bertepatan dengan hari Imlek dan kebetulan juga rumahnya saudaranya Rista deketan sama kompleksnya orang Cina. Tapi mau nggak mau tetep harus tidur, nggak sabar menunggu hari Senin datang dan pulang...
Nggak terasa udah hari Senin aja, horeeee!!! Hari itu aku sama Rista nggak kemana-mana soalnya Rista masih sakit dan kebetulan aku juga lagi nggak pengen kemana-mana. Di hari terakhir di Jakarta kerjaan gue tidur-nonton tv-makan-tidur-nonton tv-tidur-makan-tidur lagi, hahahahha...parah banget aku! Lha soalnya bingung juga mau ngapain yaudah deh...hiburannya Cuma tidur sama nonton TV. Tiba-tiba udah jam 2 siang, wah siap –siap packing baju! Soalnya kami janjian sama Isma dan Udin di stasiun jam 6 sore. Hmmm...kebetulan waktu itu aku sama Rista dianterin ke stasiun sama saudaranya Rista dengan naik mobil (lumayan ngirit duit hehe). Wajar aja lah, Rista keadaannya udah pucat kayak gitu dan muntah-muntah terus dari kemaren. Nggak lucu kan kalau ntar naik busway si Rista mabok? Apa kata supir busway-nya? (senggol Rista). Jam 6 kurang kami berdua sampai di stasiun senen, celingukan cari Isma sama Udin yang ternyata masih di jalan, okelah kami menunggu tapi nggak lama mereka muncul. Walaupun kereta berangkatnya masih jam setengah 9 malam tapi kami langsung masuk ke peron stasiun, menunggu kereta datang ditempat yang sama ketika kami pertama kali sampai di Jakarta 6 hari yang lalu dan posisinya pun sama yaitu menggembel ria! Nggembel di peron sambil ngobrol bareng membuat waktu menunggu kami menjadi nggak terlalu lama, tiba-tiba aja udah jam setengah 9 dan kereta yang membawa kami menuju lempuyangan Yogyakarta menampakkan dirinya sebagai kereta (ya iyalah kereta, masa’ bajaj? Kaget gue kalau misalnya bajaj yang muncul). Detik terakhir sebelum meninggalkan Jakarta saat kaki mulai melangkah masuk ke kereta Progo yang akan membawa kami pulang adalah terima kasih. Terimakasih untuk Jakarta dan untuk semua kenangan tingkat tinggi selama seminggu disana. Pelan namun pasti kereta mulai melaju, suara peluit mengantarkan kami pergi menjauh dari jakarta sebagai kota sejuta kenangan dan kejutan, termasuk kenangan bentol-bentol di tangan saya. Malam semakin larut seiring dengan larutnya kenangan dalam ingatan kami semua tentang Jakarta, tentang Tidung dan keindahannya! Tak terasa mentari muncul dan stasiun tujuan nampak di depan mata. Papan besar bertuliskan LEMPUYANGAN menyegarkan kembali rasa capek selama di kereta hampir semalaman. JOGJA, AKU KEMBALI.....!!! :D
SPECIAL THANKS TO:
TIDUNG DALAM CERITA |
Kelima rekan tergokil (Rista Wahyu Mahanani, Isma Dwi Kurniawan, Mauludin Majid, Prasetyo Anggun Pribadi, Jarot Dwi Handoko), bapak masinis yang senantiasa mengantarkan kami hingga selamat sampai tujuan, bapak sopir busway, bapak sopir angkot baik yang ugal-ugalan maupun yang enggak, bapak pengemudi kapal, bapak-bapak dan ibu-ibu yang ada di Tidung, nyamuk-nyamuk nakal di Jakarta yang mengajarkan kami arti berbagi (gubrrraaakkk), bapak polisi yang menyediakan basecamp gratis buat kami, keluarganya Isma di Condet yang udah direpotkan oleh kami semua, keluarganya Rista di Kalideres yang sangat baik sekali, dan tak lupa juga buat mas-mas penjual ENEGREN yang sukses bikin ketawa ngakak di kereta! Thanks all, thanks for all memories while in Jakarta. Always wait for the next journey!!! \(^^)/
*Sampai di rumah baru benar-benar nyadar kalau KULIT SAYA BELANG!!! Terimakasih untuk bentol di tangan saya (nangis di pojokan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar