Jumat, 22 Februari 2013
Dream #19: Ciamis, Tasikmalaya, dan PANGANDARAN!!!
Hari
Sabtu kami memang tidak terlalu banyak menghabiskan waktu di galunggung, maklum
siangnya kami langsung cabut ke Pangandaran. Kali ini nggak Cuma bertiga doing,
tetapi satu keluarga besar sampe nyewa mobil (ini nih yang bikin nggak enak
ati, maklum niat awal gue maen itu yaa..modal nggembel tetapi justru jadi
ngerepotin). Okee…perjalanan menuju pangandaran tak jauh beda dengan perjalanan
menuju pantai di Gunung Kidul Yogyakarta, jauh dan berkelok-kelok. Tapi
kayaknya kalo ke Pangandaran naik motor bakalan lebih asik tuh! Lokasinya
memang cukup jauh dari Ciamis dan kalau nggak hati-hati bakalan bahaya
banget…bisa-bisa masuk jurang (nah loo…). Sampe di Pangandaran tepat pukul setengah
6 sore, wah harus buru-buru ke pantai nih…biar nggak ketinggalan liat sunset!
Sesampainya di penginapan (perllu diketahui sewa penginapan selama 1 malam di
Pangandaran harganya berkisar antara 300-500 ribu rupiah, itu tergantung kalian
gimana nawarnya). Oke…lanjut ke cerita. Setelah nurunin barang bawaan di rumah
sewaan, kami bertiga menuju pantai buat liat sunset, dan seperti dugaan saya
sebelumnya… KITA TELAT! But, the taste of sunset still be enjoyed!
Bagus…seperti dugaan saya sebelumnya, sunset yang terkeren nomer 3 yang pernah
saya lihat! Nggak sabar menunggu hari esok yang bakalan lebih seru dari ini.
Matahari mulai tenggelam dan kami memutuskan untuk kembali ke basecamp sewaan
hahahahaa…
Malam hari di
Pangandaran nggak seru kalau Cuma dilewatin gitu aja, baiklah…kami memutuskan
untuk SMM a.k.a Sepedaan Malem-Malem. Tapi malam itu gue nggak bisa nikmatin
100% gara-gara dapet info kalau senin besok gue harus kembali ke Jogja buat
KRS-an! Mampussss!!! Secara boss…besok?! Sedangkan posisiku masih di Pangandaran
dan saya harus sampai Jogja besok pagi?! Haaaahhh..bener-bener nggak karuan
malam itu, aku telfon sana-sini sms sana-sini, ngepost status, nanya sana-sini
terkait KRS-an yang super dadakan itu hingga akhirnya teman saya Mirra
Fatharani meyakinkan saya bahwa semuanya baik-baik saja. LEGAAAAAAA……
Saking leganya, saya
semangat sekali menggenjot pedal sepeda dan mengelilingi Pangandaran, assoooyyy
gebbooyyyy!!! Malam pertama di Pangandaran nggak terlupakan…
Senin, 15 Juli 2012
Hari
ini kami semua sepakat untuk bangun pagi dan langsung cabut ke pantai buat liat
sunrise, berhubung dari basecamp perut kami belum terisi apapun akhirnya kami
memutuskan untuk mampir sebentar ke tukang bubur. Harga semangkuk bubur ayam
panas dan nikmat dengan pemandangan pantai dan deburan ombak cukup dibayar
dengan 5000 rupiah saja (kalau menurutku itu nggak sebanding sama fasilitas
yang disajikan sama tukang buburnya, harusnya dia bisa aja jualan lebih mahal
hahahhaaa). Setelah kenyang kami langsung menuju ke pinggir pantai, anginnya
cukup kencang hingga suara dentuman ombaknya keras banget (lumayan banget tuh
bikin gendang telinga pecah –lebaaaaaaayyyyy) hahahahaha… Menit demi menit kami
semua menunggu hingga sang fajar berwarna oranye kemerah-merahan itu muncul
juga, kereeeeennn bangeeeeeeettt!!!! Ini sunrise yang nggak pernah saya lupa,
si merah yang menyala di ufuk timur!!! :D
Setelah puas ambil
momen sunrise kami kembali ke basecamp untuk siap-siap main ke pantai (lagi),
kali ini kami akan ke pantai sebelah dengan pasir putihnya yang ajibbb!!! Awalnya
kami memutuskan untuk jalan kaki tetapi lumayan bikin betis gue gede juga tuh! Capek
coooyy…jauh ternyata dan kami akhirnya menyewa kapal untuk menuju kesana, mahal
dikit nggak papa deh asal bisa kesana…plissss kesanaaaaa…
Sesampainya disana
ternyata…RAME! Hahahhaaa…lumayan juga tuh ramenya. Walaupun rame, menurutku itu
wajar untuk pemandangan sebagus ini. Yang terbesit di otak saya pertama kali
ada snorkeling! Snorkel…snorkel….dan saya mendapatkan pemandangan yang jauh
lebih hebat! Terumbu karang, ikan, pemandangan bawah laut yang mengingatkan
saya pada Tidung! Tidung bersama kelima rekan saya, apa kabar liburan mereka? Kabarnya
Prast, Isma, Udin, Jarot melanglang buana ke Jakarta (lagi) kala itu sedangkan
Rista nggak tau liburan kemana.
Buat saya ini liburan
GILA!!! GILA!!! GILA KARENA GUE BISA MENCORET MIMPI GUE NOMER 19!
Big Thanks to:
Alloh SWT, ibu dan
bapak, Dian yang telah menemani perjalanan ini (semoga tidak kapok), Surya dan keluarga
besar di Tasik, segenap crew BUDIMAN yang telah mengantarkan saya PP
Jogja-Tasik, pengamen yang menghibur saya selama perjalanan, ibu dan mbaknya
yang cantik di situ panjalu yang bikin geli, masnya yang kocak yang kita
panggil Muhammadun iwak peyekl new version, tukang bubur, mbak-mbak penjual
baju dan celana di Pangandaran (berkat kalian saya bisa ganti baju hahahaha),
penyewa sepeda, dan terimakasih untuk Ciamis dan sekitarnya untuk kenangan
diliburan semester 4 saya… J
Dream #19: Ciamis, Tasikmalaya, dan PANGANDARAN!!!
Jum’at, 13 Juli 2012
Perjalanan
pertama di Ciamis adalah situ panjalu dan Curug 7 Panjalu, lokasinya terlalu
jauh hanya saja jalannya cukup licin untuk naik sepeda motor. Namun kami
bertiga memutuskan untuk naik motor saja, alasannya sepele kok…EFISIEN dan yang
paling penting ngirit! Pertama-tama
kita menuju situ panjalu yang katanya kalau kita sedang berada disini nggak
boleh ngomong uyah (atau garam) dan hujan. Nggak tau kenapa kok dilarang, mungkin
kasusnya hampir mirip sama Prambanan Jogja yang nggak boleh pacaran di area
prambanan soalnya bisa bikin hubungannya putus (apa hubungannya coba?! Sekarang
kita kaitkan dengan situ panjalu yang nggak boleh ngomong garam sama hujan,
mungkin ntar takut kalau hubungan antara si garam dan hujan itu pecah/putus. Trus
ngopo jal?? Sudahlaaaahhh…lupakan! Intinya nggak boleh ngomong itu TITIK!).
Obwis a.k.a abjek wisata ini sama aja kayak situ-situ yang lainnya, liat air
menggenang dan dataarrr…tapi ada satu yang bikin penasaran yaitu pulau
diseberang situ yang ternyata dihuni sama ribuan kelelawar! :D asiikk…asiiikk…dan
kita memutuskan untuk kesana naik kapal, awalnya sempat ragu gara-gara untuk
mencapai pulau itu harus sewa kapal sebesar 100 ribu. Eeehhh…buseeettt 100 ribu
satu kapal dan yang numpang Cuma 4 orang (sama bapaknya), MAHAAALLL… hingga
akhirnya kita nemuin (nemuin?? Barang kaleeeeee…) mbak-mbak cantik sama ibunya
yang kebetulan juga pengen kesana buat ziarah. Ziarah?? Itu tempat apaan sih
sebenarnya?? Gue sempet curigaa… tapi berhubung tawarannya yang lumayan,
akhirnya kita memutuskan untuk kesana berenam (termasuk sama bapaknya yang jadi
nahkodi a.k.a nahkoda kapal kecil hehehe bikin istilah sendiri ben sangaarrr). Awalnya
niat kita kesana, terutama saya adalah untuk liat kelelawar yang gede-gede dan
beribu-ribu itu tapi….
“ayo sebelum liat-liat
kelelawar, kita ziarah dulu. Rugi atuh jauh-jauh kesini nggak ziarah”, kata si
ibu mengajak kita.
Aku, Surya, dan Dian Cuma
liat-liatan. Ziarah?? Kita ziarah ke siapa?? Wali?? Presiden?? Atau kakeknya
kelelawar yang jadi sesepuh disini?? Ambigu banget…
Tapi okelaaahhh…kita
bertiga ikut-ikutan si ibu dan mbaknya yang cantik itu untuk “ziarah” ke orang
yang nggak tau siapa…
“ibu the mau ziaraah?
^^$#@bbzzzzz!~~$%^&?>”, Tanya mas-mas yang perawakannya mirip syech tapi
mukanya kocak.
“iya atuh kang,
&*^%$##@lalalalalalablllalalala@#%^&*” (nggak tau ngomong apaan, yang
jelas intinya si masnya yang mukanya kocak tadi nawarin jasa buat mimpin doa
pas ziarah)”
Dan kami mengikuti
masnya menuju seuatu bangunan yang mirip masjid dan disitu ternyata ada makam
dari seseorang entah siapa namanya tapi yang jelas terkenal di Ciamis dan
sekitarnya, jadi maklum kalau orang Jogja nggak tau apa-apa maklum kami hanya
ikut-ikut dan nggak tau apa-apa plisss. Kami duduk berjejer, masnya yang kocak
tadi mulai memimpin doa-doa dan kami mengamini. Ada yang aneh selama masnya
memimpin doa…
“muhammaduunn…muhammadun…muhammadun
rosulilaaahhh…muhammmaduunn………”, dalam melantunkan sholawat itu ada yang aneh,
hingga gue mulai kenal nada dari nyanyian sholawat itu.
Mbaknya yang cantik
mulai cekikikan, aku masih meraba-raba keganjilan dari nyanyian sholawat itu
hingga akhirnya baru kusadari bahwa dalam nyanyian sholawat itu masnya yang
kocak itu memakai nada iwak peyek-nya
Trio Macan yang lagi ngeboominggg… eh buseettt daaahh! Nyanyian sholawat malah
kayak konser trio macan, semua cekikikan termasuk kami bertiga, nggak bisa
nahan buat nggak ketawa. Yang bikin tambah geli itu pas liatin ibunya yang juga
ngikutin gerakan-gerakannya masnya yang kocak tadi… bahhahahhahaaa…sumfeeeeehhhhh
itu menggelikan sekali. Rasanya kalau diingat-ingat lagi pengen ketawa mulu…masnya
kocak ternyata tingkahnya juga kocak alias gemblung!
“nanti kalau denger
lagu iwak peyek, jangan lupa inget saya ya…”, kata masnya seusai memimpin doa.
Kita bertiga nyengir
kuda, batin gue kala itu “yang ada gue geli sendiri kalau inget elu, orah
bangeett”.
Jhahhaaaa....pulau yang
aneh, perhatian gue langsung tertuju pada ribuan kelelawar yang nangkring di
pohon-pohon disekitar gue. Asik banget laaahh…banyak kelelawar dan bau guano…
Dan kamipun kembali ke
seberang dan harus mengucapkan salam perpisahan dengan mbak cantik dan ibunya
yang kocak. Hahhaahhaa…
hunting kelelawar... |
ribuan kelelawar di pulau kelelawar... |
Usai sholat Jum’at,
kami melanjutkan perjalanan ke curug 7 panjalu. Ternyata lokasinya nggak
terlalu jauh dari situ panjalu, dan kalau kalian pengen kesini jangan lupa bawa
jaket dan makanan yang banyak! Soalnya dingin banget…dingggiiiinn… dinamakan curug
7 panjalu karena tempat ini mempunyai 7 curug di lokasi yang berbeda-beda dalam
satu kawasan, antara curug yang satu dengan yang lain lumayan juga jaraknya
kalau jalan kaki tapi sensasinya BBBBRBRRRRRRRRRRR….adeeemmm benerrr!!! Seger banget
airnya, nggak nyesel deh jalan jauh buat ke curug ini. Awalnya kita pengen
menjelajahi ke semua curug tetapi pada curug ketiga, saya baru ingat kalau
ternyata saya dan Dian belum sholat (maklum ada yang ngingetin, diikutin mulu
hehe). Akhirnya kami memutuskan untuk turun dan menuju ke mushola untuk sholat.
Seusai sholat, kami memutuskan untuk pulang dan cari makan siang!
Kota Ciamis di malam
hari ternyata nggak jauh beda sama Malioboronya Jogja, sama persis. Kami jelajah
malam waktu itu, masuk ke toko satu ke toko lainnya Cuma buat windows shopping.
Setelah puas, malam itu ditutup dengan sepiring es pisang ijo pinggir jalan
seharga 3000an saja, aneh memang…es pisang ijo tapi ditaruh dipiring?! Yah…inilah
ciri khas dari masing-masing kota, termasuk di kota Ciamis ini… J
Sabtu, 14 Juli 2012 pagi hari…
Perjalan
kedua kami adalah ke gunung Galunggung. Cuacanya mendukung sekali untuk pergi
kesana, cukup cerah dan tetap dengan eksotika dingin yang dimiliki oleh daerah
dikawasan dataran tinggi. Gunung galungnggung terletak di daerah Cipanas,
disini banyak objek menarik. Untuk menuju ke lokasi ini harus hati-hati, sebab
ada jalan yang tidak rata dan berkelok-kelok serta jika kurang berhati-hati
cukup riskan untuk jatuh. Tapi lebih asik kalau kesini naik motor, selain
praktis dan irit juga bisa menikmati pemandangan sekitar yang sayang banget
kalau dilewatin gitu aja…
Galunggung….disini
nggak cuma liat gunung aja, tapi juga terdapat pemandian air panas yang
kayaknya cocok banget ditempatin disini. Kenapa?? Gunung galunggung adalah
gunung sejuta tangga (saya menyebutnya demikian), karena untuk liat kawah anak
gunung ini harus naikin tangga yang naudzubilleh banyaknya. Tapi terbayar
dengan pemnadangan yang disajikan, puaaasssss…..tapi agak telat datangnya,
harusnya lebih pagi lagi soalnya pas kita sampe puncak, pas banget kabutnya
turun…so far so good laaaahh!!! Terlebih
pas weekend…beeuuhhhh rameeee!!! Banyak orang (yaiyalaaahhh namanya juga objek
wisataaaa). Disini menyenangkan… J
Dream #19: Ciamis, Tasikmalaya, dan PANGANDARAN!!!
Sebenarnya
cerita dari perjalanan ini sudah lama mengendap di dalam salah satu folder di
laptop saya, dan nggak tau kenapa tiba-tiba terbesit untuk memposting cerita
saya ini. Oke nggak perlu berpanjang lebar, langsung saja kita mulai ceritanya…
Diawali
dari iseng-iseng chattingan sama adek sepupu yang tinggal di Ciamis, SuryaWahyu Pambudi yang ngobrol ngalor-ngidul
ngetan-ngulon nggak jelas dan tiba-tiba masuk ke pembicaraan mengenai
liburan ke Ciamis.
“Ayo mbak maen ke
Ciamis, sekali-kali gentian dong! Masa’ Uya (panggilan akrab adek sepupuku itu)
terus yang maen ke Jogja”, kata adekku lewat chat.
“hehee…nggak janji
kesana liburan ini Ya’, tapi janji deh bakalan kesana”, balasku cepat.
“oke mbak…tak tunggu
ya!”, postingan terakhir adek sepupuku
mengakhiri percakapan malam itu.
Akhir pembicaraan dengan adek sepupu berhasil membuat
saya nggak bisa tidur malam itu, “Ciamis??
Liburan ini ke Ciamis….”, gumamku sembari membuka buku tabungan. Haaahhh…pokoknya
malam itu malam tergalau dari malam-malam sebelumnya, antara liburan ke Ciamis
atau mbolang bareng temen maen ke
suatu tempat.
Pagi harinya
aku ngomong ke ibu soal keinginanku mbolang
ke Ciamis sendirian, awalnya ibu nggak masalah soal aku yang sendirian maen ke
kota lain sendirian saja tetapi bapak yang nggak ngebolehin saya pergi sendiri
saja… “yo nek iso tetep kudu ono kancane
(ya…kalau bisa harus ada temennya)”, ujar bapak kala itu. Aku mulai bingung
lagi…harus ada temennya?? Siapa nih?! Kalau ngajak temenku nggak mungkin
banget, soalnya takut merepotkan tapi ngajak siapa ya?!
Hingga tiba-tiba ibuku
nyeletuk, “ngajak dian wae, sekalian ben
latihan ora mabukan nek lunga adoh (ajak dian saja, sekalian ngelatih dia biar
nggak mabukan kalau pergi jauh)”. Dian Wahyu Utami adalah adek sepupu saya
yang lain (eh..buset!!! sepupu gue banyak amiiirrrr -___-) dan dia adalah tipe
orang nggak bisa naik mobil kalau pergi jauh, alasannya sepele karena takut
mabuk dijalan a.k.a ngasih jackpot ke
tas kresek warna item. Wah…bakalan berat nih, ngajakin anak labil yang baru
masuk kuliah sekaligus suka ngasih “undian berhadiah” selama
perjalanan..abooootttt caahh!!! Tadinya sempat kuputuskan untuk membatalkan
liburan ke Ciamis, tapi pesona Pangandaran yang menjadi mimpi saya nomer 19
sudah melambai-lambai di depan mata. Nggak bisa!!! Pokoknya kudu tetep lanjut…apapun
yang terjadi, toh tabungan juga sudah mencukupi kalau harus kesana
(hehhee..kenapa tau kalau cukup? Soalnya sebelumnya gue udah membuat rengrengan
dana dari mulai transpot, maen, makan, dan pengeluaran lain). Harus berangkaattt…!!!
Pagi itu juga saya sms adek sepupu saya dan dia menjawab, “aku ikut
mbaaaakkkk..”. baiklaaaaahhh…kita mulai perjalanan ini minggu depan!!!
Kamis, 12 Juli 2012
pukul 06:00
Rasanya hari itu hari paling ngantuk untuk bangun
pagi, gimana enggak?? Malemnya tidur sampe jam 12 malem gara-gara lembur
nyelesein desain dan paginya harus bangun jam 4 buat packing (maklum, tiap
pergi kemanapun itu selalu….packing dadakan hahaha). Dengan bus Ramayana jurusan
Magelang-Jogja, kami berdua (saya dan adek sepupu) meluncur menuju terminal
Giwangan. Agak aneh memang, kenapa nggak minta dianterin sama kakak saya atau
saudara saya yang lain?? Alasannya adalah EFISIEN!!! Sebab kalau harus minta
antar sama kakak atau sepupu (tuh kan…sepupu lagiiii haaahhh :p) pasti nanti
endingnya rempong, ribet, inilah…itulaaahhh…beginilaaahh..begitulaaahh…bawa ini…bawa
ituu..heloooo plissss!!! Kita liburan bukan ngungsi…! Dengan bus Ramayana yang
cepat dan wusss…wusss…akhirnya kami sampai ke Giwangan sekitar jam 8, dengan
berlari-lari kami mencari bis tujuan Tasik (sebut: bis budiman). Kenapa memilih
bis, bukan kereta? Alasannya simple… EFISIEN! Soalnya kalau naik kereta harus
pesen tiket dulu, belum lagi nanti jarak dari stasiun ke rumah saudara lumayan
jauh jadi pengeluarannya nambah hahahahaa (maklum lahhh…cari irittt, lumayan
sisa duitnya buat mbolang ketempat lain). Okeee… kita balik ke cerita, setelah
nemu bis yang bertuliskan BUDIMAN tanpa ragu lagi kami langsung naik dan
beruntungnya kita soalnya ternyata beberapa menit setelah kita naik, bisnya
langsung berangkat. Waahh…nggak kebayang kalau kita telat 5 menit aja, pasti
bakalan kayak kere luntang-luntung di terminal. Perjalanan dimulai…busnya
lumayan nyaman dengan harga yang lumayan juga, yaitu 65.000 plus makan siang. Murah
kan?? Lumayan ngirit juga kok...
Beberapa jam selama
perjalanan tiba-tiba gue dapet firasat nggak enak ketika liat wajah adek sepupu
gue…
“kenapa, Yan?” tanyaku
agak was-was.
“nggak papa mbak,
dingin…”, jawabnya.
“nggak bawa selimut
atau apa gitu?? Nih…dipake biar anget”, kataku sambil ngasihin selimut pantai
warna ijo kesayangan yang selalu dibawa kemana-mana.
Oke fine…akhirnya
adekku tertidurr… haduuhhh ayeeeemmmmm!!! Tapi selang beberapa menit setelah
itu….
“mbak….plastik!!
hueeeeeeekkkkk…”, kyaaaaaaaaaaaa…..adek sepupu gue muntah kemana-mana. Antah berantaaaaahhhhh
haduh biyuunggg. Gimana ini? Gimana ini? Aku panik…aku bingung…aku mules…bibir
pecah-pecah…panas dalam….tenggorokan kering…gimana iniiii???? Tapi entah kenapa
aku nggak ngerasa jijik atau gimana gimana…jadi semua langsung bisa diatasi
sebagaimana mestinya. Udah 2 kali adekku muntah hingga akhirnya kami berhenti
ke depot makan, buat makan siang! Ngisi perut biar kenyangg, tapi sayangnya
adek sepupuku nggak nafsu makan gara-gara takut ntar makanannya keluar semua. Yaaahh..begitulaahh
J
Ketika perjalanan
dilanjutkan, adekku Cuma duduk dengan ekspresi lemas…oaalaaahh dek, diajak
liburan malah ngambrukk! Ketika nyampe
Ciamis barulah gue kirim sms ke Surya terkait liburanku kesana (jadi pas
liburan itu sebelumnya aku nggak ngomong ke Surya dan keluarganya, takutnya
nanti rempong sendiri heheheee…jangan ditiruuuu).
“mbak tata seriusan mau
kesini?”, Surya membalas smsku.
“iya…ini nyampe Ciamis”,
balasku sambil ketawa.
“kok ngomong dulu sih! Okeee…nanti
Uya jemput di pasar di Cikoneng, nanti bilang aja ke supirnya turun kesitu”.
“okeeeeee….”
Setelah beberapa jam
akhirnya gue ngomong ke supirnya, “pak, nanti turun pasar Cikoneng aja yaa..”
“iya neng…ini masih
jauh kok”, jawab bang supir. “oke pak..”
Tiba-tiba handphone gue
bunyi….
“MBAAAAKKK…KOK BISNYA
NGGAK BERHENTI?? BILANG TURUN MBAK, MBAK TATA KEBABALASAAANN!!!”, teriak Surya
dari seberang telfon.
“eeehhh…masa’?? tadi
kata pak supirnya masih jauh kok”, jawabku nggak kalah kenceng sambil liatin
pak supir dan pak supirnya liatin aku dan kita liat-liatan lewat spion dalam.
“PAK!!! KEBABLASAN YA??”,
teriak gue ke pak supir.
“eh…enggak kok mbak,
ini masih lamaa, ini baru nyampe ******* (gue lupa nama tempatnya)
“tapi ini saudaraku
telfon, katanya kebablasann…”, kataku panik sambil liatin adek sepupuku yang
mukanya ikutan panic campur pusing campur mau muntah campur-campurr.
“oooh..mungkin itu bis
lain mbak, kan bis BUDIMAN dari jogja ke tasik nggak Cuma ini aja…”, jawab
supirnya santai.
Dan handphoneku bunyi
lagi…
“eh..ternyata bukan kok
mbak, mbak nyampe mana sekarang??”, kata Surya di telfon.
“ini baru nyampe
********, wuuuu…gimana sih???”, kataku sambil menuju tempat duduk dan ngeliatin
sekeliling ternyata berpasang-pasang mata ngeliatin gue. ANJIIIRRRRRR….GORIIILAAAAAA
Dan akhirnya bus
berhenti dan mas kondektur ngasih kode ke gue kalau kita udah nyampe, mungkin
kata masnya kala itu pas nyampe di tempat tujuan adalah “aduuhh..yang udah
nyampe ketempat tujuan, seneng banget deeeehhh” GEMBEEEELLL!!! Dari kaca jendela udah keliatan penampakannya
Surya dan tantenya yang jemput pake sepeda motor. Agak ayem juga sih mengingat
Dian yang udah lemes kayak mendoan yang didiemin 2 hari kayak gitu. Sampe rumah,
kami berdua disambut luar biasa oleh saudara-saudara di Tasik, maklumlaaahhh…udah
lama nggak maen ke Tasik. Malamnya aku, Dian, dan Surya merundingkan tempat
wisata yang asik di sekitar sana (kebetulan gue udah bikin list tempat wisata)…
Dan kami memutuskan
untuk pergi ke Curug 7 Panjalu, Gunung Galunggung, dan terakhir adalah mimpi
saya nomer 19 yaitu… PANGANDARAN!!! J
Langganan:
Postingan (Atom)