Kubundarkan purnama hanya untukmu
Kuheningkan desau angin gunung-gunung
E ya e yo
Sunyi sempurna
E ya e yo
Menanti cintamu
Burung pungguk
Merindukan Sang Rembulan
Bujuk rayu
sangkanya tangga ke bulan
Dia sangka
tangganya menjangkau
Dia sangka
tangannya kan menggapai
Dua belas tahun Sinta
Kunanti lirih cintamu
Dua belas jangka singkat
Bandingan jangka tanpamu
Kau bergeming tak beranjak
Seangkuh pohon Asoka
Dulu sanggup kau bertapa
Lima puluh ribu tahun
Sampai lima puluh ribu tahun pun
Cintamu tetap aku tunggu
Kau tunggu
Sampai gunung laut babak belur
Pun aku akan tetap tunggu
Kau tunggu
Sampai gempor bulan langit bintang-bintang
Pun aku akan tunggu
Ka tunggu
Sinta dengar sampai kau mati,
hidup lagi
Mati hidup, hidup lagi
Rahwana
Dewi Sinta,
mirah ingsun
Embun titik-titik embun
Tetes-tetes di Taman Soka
Kembang bakung fajar waktuku
Waktu hidup alam fana
Detak debar degub desir rasaku
Dewi Sinta,
mirah ingsun
Tahan kalau memang
Cinta Sinta kuterlarang
Kenapakah kau bangun megah
Rasa ini dalam di relung sukmaku
Tuhan
Aku bukan burung pungguk
Kalau bukan burung pungguk
Burungmu burung apakah
Burung emprit burung gantil
Burung burung sebangsa
Lebih sakit masih hidup padahal dah mati
Aji Pancasona-ku ternyata mengekalkan hidupku
Tanpa cinta sang Dewi Sinta
Hmmm
Hidup lebih mati tanpa cinta
(Sujiwo Tejo, Rahvayana)
Hai, btw, tulisan kamu bagus nih, jarang masih ada yang giat ngeblog. Boleh juga, kalau berkenan, untuk berkunjung ke blog aku di Ankajournal.blogspot.co.id. Thanks, salam kenal...
BalasHapussalam kenal...
BalasHapusbaru mulai semangat nulis lagi kok ini. siappp Ndan...