Minggu, 06 Januari 2019

"Haruskah kulukai jemari ini agar aku berhenti menulis tentang(mu)?"

(Anonymous)

Semenjak aku mengenal apa itu "hobi" di setiap biodata yang kuisi, selalu kutuliskan "menulis". Meskipun saat itu yang kutahu adalah sekedar menulis diary setiap malam sebelum tidur dan itu rutin. Mungkin jika dikumpulkan sudah puluhan buku diary dengan berbagai macam motif telah kumiliki. Isi tulisannya pun standar, tidak ada yang spesial. Hanya keseharianku dengan beragam kekonyolan yang kualami hari itu. Terkadang sering kuselipkan gambar tak berfaedah di antara paragraf-paragraf tersebut. Pikirku "kelak (diary) ini akan menjadi buku yang tidak membosankan". Impian konyol kala itu. Siapa juga yang mau dan sudi membaca diary anak bau kencur basi macam aku ini. 

Namun hobi "menulis"ku kembali bangkit, ketika tulisan opiniku terpampang di surat kabar. Ada kebanggaan melihat tulisanku sendiri ada di surat kabar lokal disitu (diselipi tertawa geli setengah kurang percaya). Semangat menulisku berkobar... hingga ada disuatu titik dimana aku merasa bosan. Ya... aku ingin istirahat. Sebab ide yang ingin kutuangkan seakan menguap begitu saja. Aku buntu.

Hingga aku kembali menemukan lagi inspirasi itu. Selalu ada inspirasi untuk menuliskan kalimat-kalimat sederhana namun entah kenapa ada yang berbeda ketika aku kembali membacanya. Kubaca berulang, aku juga tak pernah merasa bosan. Aku ada di titik dimana aku selalu menikmati "hobi menulisku". Aku menemukan titik itu. Dan aku tak ingin enyah dari titik kenikmatan menulis itu. Menuliskan hal sederhana namun selalu istimewa. 

Mungkin bagimu ini sekedar "hobi", tapi buatku ini "inspirasi"....