Kamis, 13 Juni 2013

Beksan Gambyong Pareanom

Entah kenapa ingin sekali posting tentang salah satu tarian tradisional favorit saya yaitu gambyong pareanom. Menurut saya tarian itu sangat 'njawani' sekali atau boleh dikatakan khas Jawa banget, walaupun masih ada tarian Jawa lain yang nggak kalah bagus semacam tari bedaya ketawang dan teman-temannya. Hingga dibela-belain ikutan kursus nari singkat selama 3 bulan hanya demi tarian yang satu ini (saking terobsesinya sama beksan yang satu ini). FYI, beksan itu adalah bahasa Jawa halus yang berarti tarian, jadi jangan bingung kalo judul di atas ditulis beksan. Kalau menurut sumber ada yang mengatakan bahwa tari Gambyong, adalah seni tari yang berasal dari Surakarta. Berdasarkan buku sejarah, Tari Gambyong pada awalnya di populerkan oleh seorang penari jalanan (tledek) yang cukup terkenal bermana “Gambyong”. Ia hidup pada zaman Sri Susuhunan Paku Buwono ke-IV di Surakarta sekitar tahun 1788-1820.


Gambyong, dikenal sebagai seorang penari yang cantik, gerakan tariannya sangat indah dan memiliki suara yang merdu, yang pada akhirnya mengantarkan Gambyong sebagai penari terkenal di wilayah Surakarta. Berdasarkan beberapa catatan, Tari Gambyong seperti yang bisa kita nikmati sekarang, adalah perkembangan dari tari tledek atau tayub. Perkembangan tari tersebut sangat terasa pada zaman Sri Susuhunan Paku Buwono IX sekitar tahun 1861-1893. Oleh KRMT. Wreksodiningrat, jenis tari tersebut diperkenalkan kepada khalayak dan ditarikan oleh waranggana (pesinden). Karena sudah mulai masuk di lingkungan bangsawan, maka gerakan tariannya mengalami perubahan yang cukup jauh dibanding dengan gerakan semula. Puncak perkembangan terjadi pada sekitar tahun 1950 yang kemudian lahirlah tari “Gambyong Pareanom” yang merupakan hasil karya Nyai Bei Mintoraras dengan tampilan lebih berbeda, baik dari sisi iringannya, rias maupun busananya.
Selain mengalami perubahan bentuk, tari Gambyong juga mengalami perubahan fungsi. Tari Gambyong yang semula hanya sebagai hiburan atau tontonan, kemudian beralih fungsi yaitu untuk upacara penyambutan tamu Negara. Bahkan dalam perkembangan terakhir, Tari Gambyong sering digunakan untuk kegiatan festival.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar