Senin, 30 Januari 2012

Journey #1: TIDUNG Tralala...Dubidubidam...Dam...Dam

“Gojes...Gojes...Gojes...Gojes...”
(Selasa, 17 Januari 2012)

AKHIRNYA LIBURAN SEMESTER TIGA...
Hal yang paling ditunggu oleh para mahasiswa semester 3 yang galau karena menghadapi kuliah paling galau di semester ini, walaupun pas liburan pun para mahasiswa ini tambah galau lantaran nggak tau mau liburan kemana selama 1 bulan kedepan (serba galau pokoknya...galau ke laut aje lu!). Hal serupa tentunya dirasakan juga oleh 6 mahasiswa super galau walaupun sebenarnya nggak galau juga sih tapi sedikit agak galau, yah...bisa dikatakan demikian. Saya bingung...sebenarnya saya ini mau cerita apaan sih, dari tadi galau mulu yang dibahas. Maklum deh...yang nulis lagi galau juga jadi tulisannya ikut-ikutan galau (nah looo...?! Lanjut ke Topic Savalas eh...maksudnya Topik Hidayat eehh...terserah deh!). Jadi Begini –meniru gaya teman saya, Prasetyo Anggun- kala itu seminggu sebelum liburan tiba atau lebih tepatnya beberapa hari setelah ujian semester usai, dapat juga dikatakan pertengahan bulan Januari tahun 2012. Saya beserta kelima teman saya merencanakan suatu misi rahasia untuk menyelidiki ada apakah gerangan yang terjadi di pulau Karimun Jawa terkait dengan info yang gencar-gencarnya diberitakan di televisi dan internet bahwa pulau tersebut mengandung suatu magnet yang dapat menarik para wisatawan karena keindahan tempatnya (ini baru katanya, nggak tau deh aslinya kayak apa). Tetapi, ternyata cuaca waktu itu sedang kurang bersahabat sehingga akhirnya kami memutuskan untuk berpindah haluan dengan mengganti alternative tempat lain untuk liburan dan kami memilih untuk liburan ke KEPULAUAN 1000. Waktu itu saya nggak tau apa-apa tentang kepulauan 1000 hingga akhirnya searching di internet dan saya menemukan kalau salah satu pulau disana itu pernah dipake buat shooting tayangan jadul Jinny oh Jinny yang dulu ditayangin di RCTI tiap jam 7 malem (hehe masih hafal...), waaaa....langsung aja deh kebayang bagusnya tuh tempat. Semakin nggak sabar menunggu tanggal 17 Januari 2012 yang dikukuhkan sebagai tanggal keberangkatan kami ke Jakarta (soalnya dapet tiket keretanya juga tanggal sigitu sih...jadi mau nggak mau deh! Hahaha), semuanya serba rempong. Mulai dari si Rista yang tiap menit SMS saya nanyain hal-hal ini itu, si Pras yang rempong cari pinjeman alat-alat, Jarot yang kelabakan pesen tiket kereta di lempuyangan, Isma dan Udin yang nggak rempong sendiri tapi galau karena harus ninggalin pacar mereka masing-masing, dan saya yang bimbang antara bawa kamera atau enggak. Segalanya dipersiapkan dan para kaum adam nggak henti-hentinya menanyakan pertanyaan yang sama kepada saya sama Rista sebagai kaum minoritas diantara mereka, “kalian yakin ikut sama kita?”, maklum saja pertanyaan itu seringkali ditanyakan oleh Pras karena hanya kita (saya dan Rista) sebagai kaum perempuan diantara kami berenam sekaligus pertama kalinya backpackeran ke daerah yang cukup jauh. ^^,
Tanggal 17 Januari kayaknya menjadi hari yang paling ditunggu untuk kami berenam, janjian di stasiun Lempuyangan Yogyakarta jam 4 sore. Kala itu rencananya pengen naik bis untuk sampai ke Lempuyangan namun ternyata Tuhan lebih mengijinkan saya dan Rista untuk naik motor saja (soalnya saat itu hujan) dan nantinya motor dititipin di penitipan sepeda motor depan stasiun. Perjalanan ke stasiun cukup ekstrim, gimana enggak....kala itu hujan deras ditambah lagi jalanan licin trus bawaan Rista yang segede gentong dan ransel saya yang segede pantat gajah. Haddduuuhh....mana sepanjang jalan kalau ketemu lampu merah pada diliatin pula, tapi positif thinking aja maklum di Jogja mungkin nggak pernah ditemukan makhluk langka seperti kami berdua (saya dan Rista). Wkwkwkwkwk....aku yakin 100% kalau Rista baca ini pasti langsung ketawanya nggak berhenti trus ngambil Handphone-nya dan tak lama kemudian handphone saya berbunyi tertanda pesan dari Rista dengan isi SMS begini: Tataaa....haddduuuhhh, aku nggak langka ya tapi cantik. You know so well??? (maklum Rista kan orangnya sering ngaku-ngaku, kadang ngaku mirip Luna Maya, ngaku mirip Marshanda, ngaku mirip Putri Ayu, lama-lama tuh anak ngaku-ngaku juga kayak Mpok Atiek). Hhahahaha.... :D
Oke...lanjut ke stasiun. Setelah sampai ke stasiun lalu nitipin motor lalu melipat jas hujan yang tadi dipake lalu masukin jasnya ke dalam jok eeehh...dapet SMS dari Udin, katanya disuruh cepet-cepet. Lari-larilah kita menuju stasiun dengan menerobos hujan dan sedikit mengabaikan beratnya tas ransel yang seenaknya aja nangkring dipundak, perlu diketahui tas ransel yang saya bawa itu beratnyaaaa....naudzubilleeehh pokoknya, berat bangeeeeettttt!!! Tapi lupakan ransel yang berat karena saya dan Rista sedang berlari untuk sampai didepan pintu masuk stasiun, dengan wajah celingukan mencari wajah-wajah calon pelancong tersebut dan akhirnya....ketemu! si Pras, Udin, Jarot, dan... Isma? Dimana si cowok cantik satu itu? Si Isma belum hadir ternyata. Tapi telunjuk si Udin menunjuk-nunjuk ke arah gerbang dan pandangan kami sontak menuju ke arah tersebut. Isma dianterin Mimi?? Woooww...so sweeeeetttt. Pemandangan kala itu asik banget pokoknya, ditengah-tengah guyuran hujan dan kerumunan orang tiba-tiba muncul Isma bareng pacarnya dibawah sebuah payung (Gerimis Romantis) dan bakalan menjadi moment perpisahan yang sangat emosional antara Isma dan Mimi –pacarnya Isma. Haddduuuhhh....seddiiihh lah itu! Tak lama setelah menyaksikan perpisahan yang mengharu-biru antara si pipi dan mimi, kami berenam masuk ke peron stasiun. Nggak perlu nunggu kereta datang soalnya keretanya yang gantian nungguin kita alias udah datang dari tadi, jadi tinggal masuk aja soalnya sebentar lagi keretanya capcus ciiiinnn.... :D
Nggak lama kita masuk ke kereta terdengar suara bapak-bapak dari stasiun dengan music khas stasiun yang mengiringi: teng...tengg...tong...teengg..ting...tong...ting.... teengg...kereta Progo tujuan Pasar Senen Jakarta segera diberangkatkan. Disambutlah dengan klaksonnya kereta yang fals banget suaranya: tttttooooooeeeeeeettttt...gojeesss...gojesss...gojeesss...gojjjeeesss.... Kereta pun mulai melaju menandakan perjalanan kami segera dimulai.
Di dalam kereta itu isinya RAMEEEEEEE.... Udah mirip pasar pindahan pokoknya Kayaknya di gerbong itu cuma kita berenam yang paling heboh. Selama di kereta ada-ada aja ulah para pedagang yang mondar-mandir di kereta, salah satunya ada tukang penjual minuman menjajakan dagangannya dengan ejaan kata yang salah namun tetap PEDE dia lontarkan “ENEGREN...ENEGREN...ENEGREN...” sontak aja kami berenam ketawa ngakak, ada juga pedagang bawang merah yang nyleneh karena katanya bawang yang dijualnya itu garansi seumur hidup, dan masih banyak lagi ulah para pedagang dan pengamen yang sukses bikin humor dadakan di kereta. Perjalanan kereta dimulai dari:
stasiun lempuyangan-tugu-patukan-rewulu-sentolo-wates-kedundang-wojo-jenar-montelan-kutoarjo-butuh-prembun-kutowinangun-wonosari-kebumen-soka-sruweng-karanganyar-gombong-iju-tambak-sumpiuh-kemrajen-kroya-randegan-kebasen-notog-purwokerto-karanggandul-karangsari-petuguran-kretek-bumiayu-linggapura-prupuk-songgom-larangan-ketanggungan-ketanggungan barat-ciledug-karangsuwung-sindanglaut-luwung-cirebon-cangkring-bangodua-arjowinangun-kaliwedi-kertasemaya -jatibarang-telagasari-terisi-kadokangabus-cilengeh-haurgeulis-cipunegara-pegadenbaru-cikaum-pasirbungur-pringkasap-pabuaran-tanjungrasa-cikampek-dawuan-kosambi-klari-krawang-kedung gedeh-tanjung baru-lemah abang-cikarang-cibitung-tambun-bekasi-kranji-rawa bebek-cakung-klender baru-buaran-klender-cipinang-jatinegara-pondok jati-kramat-gang sentiong, hingga tak terasa kereta sudah hampir sampai di stasiun tujuan, pasar senen. Hebat banget ya aku bisa hafal stasiun yang dilewati (ya iyalaaahh....nyontek bukunya bokap wkwk). Waktu menunjukan pukul 3 dini hari kala itu dan bunyi gojes-gojes kereta secara perlahan berhenti, semua penumpang turun termasuk kami berenam. Saat turun dari kereta kami disambut dengan tulisan besar terpampang di atas STASIUN PASAR SENEN. Bau petualangan telah tercium dan sepertinya petualangan ini benar-benar dimulai...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar